Halaman


Selasa, 22 Juni 2010

IBUKU SEORANG DRAGSTER

IBUKU SEORANG DRAGSTER

Bbbrrrrrrmmmmm….. bbbbrrrrmmmm…… suara gerungan motor di salah satu jalan protokol kota Bandung. Ya, gerungan-gerungan motor itu berasal dari balapan liar di Bandung. Balapan liar yang hanya mengambil lintasan lurus saja. Dalam dunia balap di kenal Drag Race. Rata-rata pembalap drag hanya bermodal motor dan hanya helm sebagai peranti safety nya. Bahkan ada juga yang nekat hanya memakai kaos oblong, celana pendek dan sendal jepit.
Nama ku Rio, umur 13 tahun dan masih sekolah di salah satu SMP negri di Bandung. Rumah saya dekat dengan lokasi balap Drag itu. Balap Drag biasanya mulai pada pukul setengah satu malam dan bubar pada jam 3 atau setengah 4 pagi. Ayahku adalah seorang montir bengkel balap di salah satu bengkel terkenal di Bandung. Kadang-kadang ayah saya juga berperan sebagai joki drag sekaligus mekanik motor drag. Ibu ku adalah seorang penjual nasi di warung nasi di sekolahku. Warung nasi ibuku itu sangat laku di sekolahku, bahkan para guruku menyukai karedok buatan ibu ku. Kami sekeluarga hidup bahagia, walaupun tak semua hal bisa kami penuhi. Kata ayahku, tak peduli mau makan nasi dan garam asal saya bisa sekolah. Aku bangga sekali dengan kedua orang tua ku yang sangat sayang pada ku.
Malam rabu pukul 22.00 aku pamitan dengan ibuku. Aku ingin menonton balap Drag yang katanya reuni balap sang para raja Drag diseluruh bagian kota Bandung. Pukul 22.30 aku berangkat dengan temanku Umar dengan mengendarai motor matiknya. Memang luar biasa malam ini. Mungkin ini yang teramai selama 3 bulan terakhir aku menonton balap Drag ini. Ku lihat para joki dan teknisi nya sedang menyiapkan motornya. Yang tak asing dari suatu balapan yaitu taruhan yang diadakan para penontonnya. Bang bewok, adalah kordinator taruhan pada balap liar di dekat rumahku ini. Bang bewok sehari-harinya merupakan seorang penjual bakso keliling, dan kalau malam menjelma sebagai seorang pialang yang handal. Race pertama dilakukan oleh seorang dragster bandung selatan dan lawannya 2 orang genk motor di takuti di Bandung. Suara penonton riuh sekali menjelang start dilakukan. Saya yang masih beger ini suka sekali melihat wanita-wanita sexy yang menonton di balapan ini. Taruhan terkumpul sebesar tujuh juta rupiah. Akhirnya start dilakukan, mereka menggunakan motor drag bebek 2tak. Ttrrrreeeeeeeeeennngggggggggggggggggg……….. suara geberan kenalpotnya teriak sampai memekakkan telinga. Tak sampai 5 menit mereka sudah mencapai finish dan di menangkan oleh Dragster asal Bandung selatan dengan hadiah taruhan yang dikumpulkan ikut dibawa pulang oleh dragster itu.
Race kedua dimulai. Seperti biasa 3 orang dragster yang balapan. Saat aku masuk mendekati kerumunan orang, aku sangat terkejut pada penglihatan ku. Ayah ku berada di atas motor nya yang dia rancang sendiri untuk balapan drag ini. Aku menghampiri ayahku, dan berkata “ ayah.. kenapa ayah ikut balapan?? Ayah gak usah balap-balapan, kasian ibu nunggu di rumah”.
“io.. ini balapan terakhir ayah dan nanti ayah akan jadi montir saja dan tidak jadi joki lagi”
“tapi kenapa? Ayah gak usah balapan sekarang??”
“hadiah kali ini besar io.. sembilan juta, kan bisa lumayan buat tambah-tambah sekolah kamu”
Aku terkejut dengan perkataan ayahku, saat seperti ini masih saja memikirkan masa depan pendidikanku. Start akan dimulai, semua orang minggir dari jalanan. Tanda trompet tabung menandakan balapan dimulai, dan dengan pluit maka ketiga motor itu pun melesat cepat. Ayahku sempat unggul saat start karena motornya di setting dengan torsi yang besar dan korekan mesin yang hebat. Ayahku melaju paling depan. Tapi tiba-tiba ada seorang pengendara motor keluar dari gang pinggir jalan. Karena balap liar maka memang tidak ada kordinasi terhadap pengguna jalan lain. Ayahku kagek akan kemunculan motor yang datang dari gang tersebut. Ayahku memiringkan motornya ke arah kanan, tapi jaraknya terlalu dekat dengan pembalap no. 2. Karena dengan kecepatan yang tinggi maka motor oleng. Ayahku menyenggol motor pembalap di sebelahnya. Ggrrruuuusssaaakkk….. terdengak suara motor tabrakan lalu jatuh terseret dijalanan. Aku yang kaget dan khawatir, langsung membawa motor temanku Umar menghampiri suara itu. Aku melaju sambil menangis, karena aku khawatir akan keadaan ayah. Aku belum tau itu tabrakan pembalap yang mana atau ayahku. Tapi perasaan ku sangat tidak enak, dan sambil menangis aku menghampiri sesosok tubuh yang berlumuran darah. Tubukku serasa dutusuk seribu pisau, lemas. Lelaki yang belumuran darah itu ternyata ayahku. Pembalap yang ikut jatuh tak kalah kritisnya dengan ayahku. Ayahku meninggal karena kejadian itu.
Dua bulan setelah ayahku meninggal, ibu ku selalu terlihat murung. Yah, aku tau, sekarang ibuku menanggung semua beban rumah. Ibuku yang menggantikan ayah sebagai kepala keluarga. Ibuku sekarang yang bertanggung jawab terhadap masa depanku dan masa depan adikku. Pendapatan warung nasi ubuku juga belum cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Aku bahagia sekali ibu ku sudah bisa ceria dan tertawa kembali. Sepertinya dia telah merelakan kepergian ayahku menuju sang Khalik. Suadah tiga bulan juga aku tak pernah bermain dan menonton balap liar yang telah merenggut nyawa ayahku. Tapi malam ini, biasa umar sohib terbaikku mengajak kesana lagi. Awalnya aku menolak tapi katanya ada pembalap luarbiasa hebat, dan dia seorang wanita. Aku sangat penasaran, tapi ibuku saat itu belum pulang. Untungnya dirumah menginap bibi ku yang bisa menjaga adikku untuk tidur.
Aku biasa meluncur dengan motor matiknya Umar menuju arena balap drag liar itu. Seperti biasa, banyak orang yang berkumpul dan menonton balap liar itu. Aku beruntung ternyata balap yang ditunggu-tunggu banyak orang-orang itu pas saat aku datang. Aku penasaran melihat ingin melihat mana pembalap wanita yang hebat saat melaju di trak lurus ini. Seperti biasa balapan ini diikuti oleh tiga pembalap. Luar biasa, pembalap satu merupakan dragster bandung selatan yang terhebat, pembalap dua dragster dari lembang dan pembalap ketiga dragster,,,,.
Saat aku melihat pembalap wanita yang berjaket kulit itu, jantungku serasa berhenti berdetak. Ternyata pembalap wanita yang fenomenal yang dibicarakan banyak orang itu ternyata ibuku. Gila, aku tak percaya akan penglihatanku. Aku berusaha mendekati ibu ku, tapi sial, kerumunan orang-orang yang menonoton menghalangi langkahku. Balap dimulai sperti biasa bunyi trompet kaleng berbunyi dan kemudian peluit tanda start dimulai. Luar biasa, ketiga motor itu mengawali start dengan hentakan gas, sehingga roda depan terangkat. Gila memang, ibuku malam ini telah menjelma menjadi wanita drag yang luar biasa. Motor yang ia tunggangi adalah modifikasi motor ayahku yang ia tune up terakhir saat ia balapan. Kecepatan yang luar biasa akhirnya tanpa banyak alasan ibuku mencuim finish diurutan pertama. Ibuku, menang. Tak kalah mencenangkan, bahwa kemenangan ibuku berarti membawa uang taruhan sebesar sepuluh juta rupiah. Benar-benar gila.
Pagi hari setelah malam yang menegangkan bagi, aku meliahat ibu suadah menyiapkan sarapan untukku. Ibuku juga bersiap-siap bernagkat ke sekolahku untuk jualan nasi. Aku dan ibuku berangkat kesekolah dengan menggunakan seperah tua yang dimodif ada boncengan sreta tempat barang-barang ibuku untuk berjualan. Dalam perjalanan aku berkata pada ibuku.
“bu.. aku mo bilang sesuatu sama ibu”.
“ada apa io… bilang aja??” jawab ibu.
“aku benci banget sama ibu” kataku sambil mendekatkan mulutku pada badan ibuku. Aku melihat ekspresi terkejutnya dai saat aku berkata seperti itu.
“aku benci sama ibu, karena ibu kenapa ikut balapan liar? Sesuatu yang mengambil nyawa ayah begitu saja.. kenapau bu? Aku gak mau terjadi apa-apa sama ibu…”
“tapi io.. ibu Cuma mau menutupi kekurangan kita”
“alasan ayah juga ketika balap terakhir seperti itu bu? Aku gak mau hal yang terjadi sama ayah akan terulang lagi sama ibu” jawabku dengan menangis.
Malam setelah kejadian itu, pukul 21.00 ibuku mengajak ketempat arena balap liar. Saat itu jalanan masih ramai dan aroma balap liar belum ada. Disitu dibuku berkata padaku.
“io… malam ini ibu balapan, balapan ini dialakuakan secara teg team”
Balapan secara tag team merupakan balapan yang dilakukan dua orang atau lebih, dimana salah satu pembalap menyelesaikan lintasan balapnya kemudian diteruskan pada pembalap berikutnya secara bergantian, ini seperti sistem lari estafet. Pada balapan drag diBandung, sistem balap drag tag team diikuti oleh dragster-dragster yang bukan sembarangan. In I ajang balap dragster tingkat tinggi. Yang lebih bikin aku terkejut sampai mati yaitu aku mengetahui ibuku seorang dragster setelah 3 bulan ayah ku meninggla. Berarti selama 2 bulan ibu ku bisa menjadi seorang dragster yang ditakuti dan merajai balap drag di daerahku. Ternyata ibuku seorang pembalap jenius yang dengan waktu singkat m,erajai tahta dragster didaerahku bersama motor peninggalan ayah. Benar-benar gila.
Malampun datang, pukul 1 dini hari suasana balap mulai tecium. Dragster-dragster kacangan mulai beraksi lebih dulu. Sampai saat waktu yang telah ditentukan. Waktunya tiba, aku bersama umar b erada di baris depan dekat start sekaligus tempat pertukaran pembalap pada drag tag team. Ternyata 1 tim hanya dua pembalap, ibuku dengan memakai motor ayahku berkerja sama dengan joki dari bengkel tempat ayahku bekerja dulu. Lawannya tak kalah gila, tim 2 ialah duet ketua geng motor diBandung yang terkenal sadis dan dragster dari bengkel balap di Bandung yang langganan menang road race resmi.
Balap akan segera dimulai, suara terompet yang tak asing lagi bagiku berbunyi. Itu tanda kalau pembalap harus bersedia siap di strat masing-masing. Ternyata ibuku pembalap kedua yang bertukar dengan starter setimnya dari bengkel bekas ayahku bekerja dulu. Mungkin ibuku disiapkan sebagai amunisi akhir.
Peluit akhirnya ditiupkan. Dengan segera ketiga pembalap awal melesat. Tapi sayang, rekan setim ibuku kalah start (telat) di banding pembalap lain. Pertarungan akan semakin sulit ketika samapai diujung tikungan, maka ketiga pembalap itu harus berbalaik dan menuju ke titik start awal untuk bertukar dengan pembalap kedua. Kelicikan dan kecurangan mulai tampak. Saat rekan satu tim ibuky mulai mengambil belokan, ban roda belakang si ketua genk itu sengaja menyenggol ban depan rekan ibuku itu. Otomatis motor goyang dan tidak seimbang. Beruntung masih selamat dan tidak jatuh dikecepatan tinggi. Saatnya ibuku beraksi. Saat rekan ibuku menyentuh start langsung ibuku melesat.cepat. luarbiasa. Di tengah kerumunan orang, saat pedal gas ditarik dalam-dalam, suara mesin motor ayahku seolah teriak semangat saat ibuku memacunya. Saat lintasan lurus ibuku berhasil menyalip dragster dari bengkel balap terkemuka dibandung itu. Selanjutnya ibuku langsung mengancam posisi si duet genkster ke dua itu. Saat tiba di titik balik lintasan. Ibuku mengambil ancang-ancang belok kekanan. Dia mengambil jalurdalam belokan dari belokan itu. Anak genk itu kaget karena ibuku bisa menyalip dari sempinya celah antara batas dalam titik nalaik belokan dan badan motornya. Kelicikan nya dimulai. Hal yang sama dilakukan oleh anak genk itu pada ibuku. Satu yang ia tidak ketahui, yaitu hal yang sama tidaka akan menimbulkan keberhasilan yang sama pula. Kejeniusan ibuku sebagai pembalap terlihat disisni. Saat motornya di senggol oleh anak genk tersebut. Kaki kanan ibuku turun sambil menyentak aspal kemudian melakukan sliding pada roda belakang. Anak genk itu kaget setengah mati. Bukan motornya menyenggol motor ibuku tapi malah motornya oleng karena tersenggol ban belakang motor ibuku. Akhirnya posisi pertama bisa direbut. Tanpa ragu, ibuku melesat pertama dan mencapai finish kemenangan. Temanku Umar yang mulutnya selalu ternganga melihat aksi ibuku, dan orang-orang yang tidak percaya akan kemenangan ibuku melawan pembalap gila-gla itu, bersorak ketika ibuku mencapai finis dan menang. Ternyata ibuku seorang pembalap yang jenius dan aku bangga memiliki ibu seorang dragster.

THE END

27 APRIL 2010

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger