Halaman


Senin, 18 Oktober 2010


Sepuluh alasan untuk menyukai Naite Greenheart
oleh Mas Gaptek pada 15 Oktober 2009

Sony Ericsson GreenHeart logoAh ya, nama apa lagi itu, Naite Greenheart? Bagi anda yang belum tahu, itu adalah nama untuk produk ponsel kelas menengah ke bawah dari Sony Ericsson yang peluncurannya tak banyak diketahui publik ditengah gegap gempita kehadiran ponsel elit dari Sony Ericsson seperti Satio, Aino dan Yari. Produk Naite sendiri diluncurkan sudah cukup lama, sekitar empat bulan lalu meski baru memasuki pasar tanah air Oktober ini. Naite menjadi ponsel kedua Sony Ericsson yang mendapat julukan Greenheart, setelah produk pertamanya C901 yang menjadi flagship dari proyek Greenheart atau aksi nyata peduli lingkungan. Naite sendiri bukanlah ponsel kelas elit, bukan ponsel gaya, bukan pula ponsel canggih sarat fitur. Namun tetap saja dia terasa istimewa buat saya, dan inilah sepuluh alasan mengapa saya menyukai ponsel ini.
Sony Ericsson Naite Greenheart

Sony Ericsson Naite Greenheart (J105)

1. Desain candybar khas Sony Ericsson. Meski tidak semua orang menyukai desain candybar (kotak), namun inilah desain klasik yang simpel tanpa flip ataupun slider. Tata letak tombol begitu khas Sony Ericsson, simpel, meski terkesan monoton dan ‘begitu-begitu lagi’ namun terlihat rapi dan berkelas. Kombinasi warna silver hitam menampilkan kesan modern, sementara bagi yang suka warna merah juga Naite ini menyediakan versi merahnya.

2. Ramah lingkungan. Nama Greenheart menunjukkan kalau produk Naite ini merupakan produk hijau yang ramah lingkungan, dengan material plastik yang bisa didaur ulang, penggunaan cat yang aman, kendali kecerahan LCD tergantung cahaya sekitar, charger berdaya rendah hingga kemasan yang ramah lingkungan.

3. Cepat dengan HSDPA 3,6 Mbps. Kemampuan ponsel Naite untuk menjelajah dunia maya dengan kecepatan 3.5G dibuktikan dengan fitur HSDPA pada jaringan UMTS, disamping dukungan pada jaringan EDGE dan GPRS. Naite bisa difungsikan sebagai modem PC atau bila ingin browsing dari ponsel telah tersedia web browser Net Front.

4. Layar LCD lega. Lupakan LCD resolusi rendah berukuran kecil. Melihat foto atau membaca teks pada Naite akan terasa nyaman berkat LCDnya yang beresolusi 240 x 320 piksel, berukuran 2,2 inci dan punya kedalam warna 262 ribu warna.

5. Memory MicroSD. Lupakan memori jenis M2 atau Memory Stick Sony yang tidak kompatibel itu. Naite menyediakan slot memori berjenis Micro SD (Trans Flash) dan mampu mendukung kapasitas hingga 8 GB. Memori internal sendiri cukup lega dengan alokasi hingga 100 MB.

6. Push Email. Fitur ini awalnya merupakan fitur kelas atas pada ponsel bisnis, namun Naite memberikan fasilitas push email beserta fasilitas messaging lainnya seperti Twitter, threaded SMS dan email.

7. Video call. Meski ponsel kelas atas Sony Ericsson ada yang tidak dilengkapi kamera untuk video call, namun Naite yang tergolong ponsel menengah ke bawah ini justru telah dilengkapi dengan kamera untuk video call. Sedangkan untuk foto-foto, di bagian belakang Naite tersedia kamera berukuran 2 MP yang sayangnya tidak dilengkapi dengan lampu LED.

8. Bonus handsfree HPM-60. Meski belum menyertakan kabel data dalam paket penjualannya, namun Naite memberikan handsfree yang akan membuat fitur Mega Bass pada media playernya semakin bisa dinikmati.

9. Bukan buatan Sagem/Arima/Foxconn dkk. Trauma akan ponsel Sony Ericsson banci, alias tampak keren tapi ternyata bukan buatan Sony Ericsson? Nah, Naite ini murni buatan Sony Ericsson, bukan di subkan ke pihak lain seperti ponsel Sony Ericsson low-end. Tidak usah kuatir akan masalah kompatibilitas Java, themes yang tidak bisa diganti atau menu yang berbeda seperti saat memakai ponsel Sagem, karena Naite ini bukanlah buatan Sagem.

10. Harga terjangkau. Harga perkenalan Naite di tanah air tidak sampai 1,4 juta atau masih tergolong amat murah bila dibanding dengan harga jual para pesaing. Sebagai gambaran, posisi harga Naite berada diantara Nokia 2730 Classic (3G – 1,3 jutaan) dan Samsung U800 (3.5G – 1,5 jutaan). Apalagi dengan segudang fitur yang saya sebut diatas, rasanya Naite layak jadi ponsel HSDPA termurah dan terbaik di pasaran saat ini.

PRAKTIKUM MK. SISTEM INFORMASI BISNIS balikpapan

PRAKTIKUM MK. SISTEM INFORMASI BISNIS

Oleh:
Harfiana (H34070017), K. Affan Farisi (H34070087), Detasya Nikita Putri (H34070096), Karmizon Defri (H34070101)
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
2010

Dosen Praktikum : Eva Yolinda, SP. MSi
Hari / Tanggal : Selasa, 19 Oktober 2010
Praktikum : VI
Ruang : GMSK 1-2


I PENDAHULUAN

1.1 latar belakang
Kecukupan akan pangan dan gizi adalah salah satu factor yang sangat penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia. Di sisi lain, kualitas sumber daya manusia juga sangat menentukan dalam peningkatan produktivitas dan daya saing bangsa dalam era persaingan global seperti saat ini. Oleh karena itu, ketahanan pangan menjadi isu yang sangat strategis dan fundamental dalam perencanaan pembangunan yang berkesinambungan.
Peningkatan jumlah penduduk menjadi salah satu permasalahan pemenuhan kebutuhan akan pangan, termasuk di kota balikpapan. Peningkatan jumlah penduduk akan berkorelasi positif dengan peningkatan pemenuhan kebutuhan akan pangan. Mengacu pada
pertumbuhan penduduk kota Balikpapan sejak tahun 2000 sampai 2009 yang mencapai 2,77% per tahun yaitu dari 410.119 jiwa menjadi 621.862 jiwa, diperkirakan jumlah penduduk kota Balikpapan akan mencapai 855.376 jiwa pada tahun 2025. Kondisi ini menindikasikan bahwa kebutuhan terhadap pangan akan semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sementara di sisi lain kota Balikpapan menghadapi permasalahan laju alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian semakin cepat.
Isu strategis ketahanan pangan tersebut pulalah yang mendasari pembangunan kota
Balikpapan. Pembangunan kota Balikpapan ditujukan untuk pengembangan sumber daya yang dimiliki wilayah tersebut sehingga dapat memenuhi secara berkelanjutan kebutuhan masyarakatnya terhadap pangan, sandang, maupun perumahan sehingga kesejahteraan masyarakatnya dapat ditingkatkan. Pemenuhan kebutuhan pangan tersebut tidak hanya bicara tentang ketersediaan pangan yang mencukupi, Namun juga terkait erat dengan kemampuan masyarakat untuk mengakses pangan atau kelancaran arus distribusi. Untuk itu diperlukan sistem informasi yang baik untuk menjamin ketersediaan pangan tersebut.


1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengidentifikasi data apa saja yang harus dimiliki Pemerintah Daerah kota Balikpapan untuk memasok gula bagi kebutuhan masyarakat kota Balikpapan.
2. Mengidentifikasi daerah asal pemasok gula ke kota Balikpapan.
3. Membuat sistem informasi pasokan gula untuk kota Balikpapan.

1.3 Manfaat
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat mengetahui data-data yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gula bagi masyarakat kota Balikpapan. Selain itu, dapat mengetahui system informasi pasokan gula untuk kota Balikpapan.

II PEMBAHASAN
Kota Balikpapan masih sangat bergantung pada daerah lain dan pasokan gula impor dalam hal memenuhi kebutuhan konsumsi gula bagi masyarakatnya. Daerah-daerah pemasok gula bagi Balikpapan diantaranya Jawa Timur dan Sulawesi Selatan sebagai daerah tempat berdirinya PTPN X, PTPN XI dan PTPN XIV.
Ketua Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu Indonesia (Apegti) Natsir Mansyur menyebutkan kebutuhan konsumsi gula nasional mencapai 200.000 ton per bulan. Sedangkan kebutuhan untuk daerah Balikpapan sendiri yaitu 600 ton per bulan, untuk memenuhi kebutuhan tersebut pemerintah kota Balikpapan harus menjalin kerjasama dengan daerah lain untuk menjamin ketersediaan pasokan gula bagi masyarakat. Kota Balikpapan tidak bisa hanya bergantung pada kedua daerah pemasok mereka yaitu Sulawesi selatan dan Jawa Timur, mengingat untuk daerah Sulawesi selatan sendiri produksinya belum mampu memenuhi kebutuhan masyaraktnya. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV akan berupaya meningkatkan produksi gula tahun 2010 ini menjadi 45.000 ton atau meningkat 90 persen dibanding produksi tahun 2009 sebesar 25.000 ton, sedangkan harga gula saat ini adalah Rp 9.000 per Kg. jumlah produksi tersebut masih jauh dari kebutuhan gula di Sulawesi Selatan yang mencapai 120.000, sehingga Sulawesi juga masih bergantung pada daerah Jawa Timur.
Berikut gambaran kapasitas produksi gula dan gilingan tebu di Indonesia pada masing-masing sentra produksi.


Kapasitas Giling Tebu dan Produksi Gula
No Pabrik Gula Kapasitas Giling Produksi Gula
(ribu ton/hari) (ribu ton/tahun)

1. PTPN II (Medan) 8,4 100
2. PTPN VII (Lampung) 10,2 120
3. PTPN IX (Brebes) 19,1 260
4. PTPN X (Surabaya) 34,4 570
5. PTPN XI(Jawa Timur) 38,4 500
6. PTPN XIII (Pontianak) 4,6 50
7. PTPN XIV (Sul-Sel) 7,9 80
8. PT Trigunabina 6,7 110
9. PT Candi 1,8 30
10. PT Rajawali I 11,9 200
11. PT Rajawali II 21,1 205
12. PT Gunung Madu Plantation 12,0 200
13. PT Gula Putih Mataram 32,0 500
TOTAL 2925

Data yang dibutuhkan oleh pemerintah Balikpapan untuk menjamin ketersediaan pasokan gula ke wilayah Balikpapan anatara lain :
1. Data permintaan gula (ton) perbulan
2. Data daerah produsen gula nasional
3. Data produksi gula dari daerah-daerah pemasok

Sistem Informasi Pasokan Gula ke Balikpapan
















= Informasi pembelian gula
= Informasi permintaan gula
= informasi penjualan, hargs jual
= informasi permintaan konsumen, harga beli


III PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pemenuhan kebutuhan konsumsi gula untuk masyarakat Balikpapan sangat tergantung pada daerah lain. Pemerintah Balikpapan harus memiliki alternative supplier dari berbagai daerah untuk memenuhi keutuhan tersebut. Pembuatan suatu sistem inforamsi pasokan gula dengan dilengkapi berbagai data pendukung dapat membantu pemerintah Balikpapan untuk memenuhi kebuthan gula bagi masyarakat Balikpapan.




DAFTAR PUSTAKA


www.endonesia.com [ akses: 17 Oktober 2010]
http://sigapbencana-bansos.info/component/content/article/77-info-pasar/2167-16-07-2010-harga-gula-di-samarinda-stabil.html [ akses: 17 Oktober 2010]
http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mibHargaGulaTerusMelambung/html
[ akses: 17 Oktober 2010]
http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=67899 [ akses: 17 Oktober 2010]
http://www.kaltimpost.co.id/index.php/distributorgulabantahmonopoli/html
[akses:17Oktober-2010]

PRAKTIKUM MK. PERENCANAAN BISNIS “Perencanaan Produksi”

PRAKTIKUM MK. PERENCANAAN BISNIS
“Perencanaan Produksi”

Oleh :
Hasanudin (H34070012), Dede Juliandar (H34070033)
K. Affan Farisi (H34070087), Leni Nurul Apriani (H34070089),
Anindha Paramastri (H34070129),

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor

Dosen Praktikum : Rahmat Yanuar
Hari/Tanggal : Selasa/ 12 Oktober 2010
Praktikum : 5
Ruang : RK AGR 307


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling pokok dan sangat luas meliputi perkiraan dan perhitungan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan pada waktu yang akan datang mengikuti suatu urutan tertentu. Perencanaan merupakan salah satu sarana manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan karena itu setiap tingkat manajemen dalam organisasi sangat membutuhkan aktivitas perencanaan.
Perencanaan produksi (production planning) adalah salah satu dari berbagai macam bentuk perencanaan yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses produksi yang akan dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan.
Perencanaan produksi sangat erat kaitannya dengan pengendalian persediaan sehingga sebagian besar perusahaan manufaktur menempatkan fungsi perencanaan dan pengendalian persediaan dalam satu kesatuan. Ditinjau dari bentuk industri, perencanaan produksi suatu perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya terdapat perbedaan. Banyak hal yang menyebabkan perbedaan tersebut, bahkan pada perusahaan yang sejenis.
Tujuan produksi bagi perusahaan adalah barang dengan spesifikasi tertentu memenuhi permintaan pelanggan. Tujuan tersebut dituangkan dalam Order Confirmation yang dibuat oleh bagian penjualan. Dengan demikian dapat disimpulkan tujuan produksi sepenuhnya dirumuskan oleh sales department, berdasarkan order yang telah diterima.

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Membuat perencanaan produksi untuk usaha pembuatan dendeng ikan nila.

Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mahasiswa mampu membuat perencanaan produksi dendeng ikan nila.
PEMBAHASAN

A. Komponen-komponen Perencanaan Produksi
1. Jumlah Produksi
Output dari bisnis rencana bisnis ini adalah dendeng ikan nila. Jumlah dendeng yang akan di produksi disesuaikan dengan jumlah pedagang yang berada di tempat wisata Curug Ciagamea dan berdasarkan pesanan yang masuk. Jika diasumsikan permintaan pesanan tidak ada ada, maka produksi akan dilakukan setiap tiga hari, dengan jumlah dendang yang akan di produksi sekitar 6-7 kilogram atau setara dengan 56 kantong dendeng dengan berat 125 gram/kantong.

2. Pemilihan Teknologi
Pada umumnya proses pembuatan dendeng di kalangan masyarakat masih sederhana yaitu secara tradisional. Hal ini terlihat dari peralatan yang digunakan hanya panci, ember, baskom, dan pisau. Proses memasaknya pun tergolong sederhana yaitu hanya perlu merendam daging dalam bumbu. Begitu pula proses pengeringan dilakukan hanya dengan mengandalkan sinar matahari saja. Proses pengeringan yang hanya mengandalkan sinar matahari ini akan membutuhkan waktu yang lama.
Pada perusahaan kami yang akan memproduksi dendeng ikan nila, beberapa teknologi yang akan diterapkan yaitu:
1. Pengeringan
Produksi dendeng ikan nila sangat tergantung pada sinar matahari untuk proses pengeringannya. Pada musim kemarau pengeringan tidak akan mengalami hambatan karena sinar matahari yang dibutuhkan terpenuhi. Akan tetapi, pada saat musim hujan proses pengeringan akan berlangsung lama. Bahkan bila terlalu lama proses produksi akan dihentikan untuk mencegah bahan dendeng yang tidak bisa dijemur menjadi basi/jamuran.
Untuk mengatasi kendala tersebut maka pada proses produksi pembuatan dendeng yang kami produksi kami menggunakan oven untuk pengeringnya. Dengan menggunakan oven maka pengeringan dendeng ikan nila tidak akan tergantung terhadap cuaca. Pada musim hujan pun produksi dapat terus berlangsung sehingga target produksi akan tetap tercapai dan permintaan akan tetap terpenuhi.
2. Packaging
Pengemasan yang umum dilakukan pada produksi produk dendeng masih dilakukan secara manual yang mengakibatkan ada beberapa kemasan yang kurang rapat. Kemasan yang kurang rapat ini membuat udara dan bekteri dapat masuk sehingga mempercepat pembusukan dendeng nila.
Dalam hal pengemasan kami melakukan pelatihan kapada pekerja untuk meningkatkan ketrampilan mereka sehingga meskipun proses pengemasan masih manual, dapat meminimalisir masalah yang akan ditimbulkan pada proses pengemasan ini. Untuk ke depannya, pengemasan tidak akan dilakukan secara manual akan tetapi diarahkan ke penggunaan mesin pengemas.

3. Bahan Baku
Bahan baku utama yang digunakan untuk pembuatan dendeng ini adalah ikan nila. Ikan nila tersebut kami dapat dari para petani yang berada di kawasan Ciampea Udik seperti Laladon dan Pasar Salasa, sehingga kesegaran dari ikan nila yang akan dibuat dendeng menajdi terjamin. Sedangkan bahan baku lain untuk bumbu seperti laja, garamg, bawang putih, ketumbar dan gula kami dapat dari Pasar Salasa, hal ini dikarenakan lokasi pasar yang dekat dengan lokasi pembuatan dendeng.
Harga bahan baku dendeng ikan nila yaitu sekitar Rp 13.000 per kg.

4. Perencanaan Lokasi dan Tata Letak
Lokasi produksi akan dilakukan di Ciampea udik, tindakan ini diambil mengingat Ciampea Udik merupakan salah satu sentra perikanan di Kecamatan Ciampea sehingga transportasi pengiriman ikan tidak akan terganggu selain itu karena target pasar kami adalah para pengunjung tempat wisata Curug Cigamea, dengan berproduksinya kami di Ciampea Udik akan memudahkan dalam pemasaran produk dendeng.
Layout :










Keterangan :
1. Ruang Pencucian
2. Ruang Penirisan
3. Ruang Pengeringan
4. Outlet

5. Proses Produksi
Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan dalam mengolaha dendeng nila serta peralatan dan bahan yang diperlukan untuk setiap tahap produksinya.
 Bahan-bahan:
1 kg ikan nila
10 gr bawang putih
15 gr ketumbar Haluskan
200 gr gula pasir
10 gr garam
25 gr lengkuas

 Cara Pembuatan:
1. Siangi ikan, buang sisiknya.
2. Lakukan pembelahan untuk mengeluarkan isi perutnya.
3. Ikan yang telah dibuang sisik serta isi perutnya kemudian dicuci lalu ditiriskan.
4. Lakukan pencampuran bumbu yang telah dihaluskan dengan ikan selama ± 30 menit.
5. Setelah ± 30 menit, ikan tersebut kemudian dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari selama ± 2 hari (apabila panas terik).
6. Setelah ikan kering, kemas dendeng ikan sesuai selera.
7. Jadilah Dendeng Ikan Nila.
 Peralatan Produksi Dendeng Ikan Nila
No. Nama Peralatan Kegunaan
1. Pisau Memisahkan daging ikan dari tulangnya
2. Alat Perajang (Talenan) Menjadi alas saat memotong bumbu
dan ikan
3. Keranjang Peniris Meniriskan air sehabis daging ikan dicuci bersih
4. Penghancur Bumbu Menghaluskan bumbu-bumbu
5. Ember Mencuci daging nila setelah dipisahkan dari tulangnya
6. Baskom Mencampurkan daging nila dengan
bumbu
7. Panci Memasak bumbu
8. Saringan Halus Menyaring bumbu-bumbu yang masih
kasar
9. Tampah Menjemur dendeng hingga kadar airnya hilang
10. Oven Menjemur dendeng hingga kadar airnya hilang
11. Plastik Penjemur Alas menjemur daging yang sudah
Dibumbui

6. Kapasitas
Dalam satu kali produksi bahan baku utama yang digunakan sebanyak 10 kg ikan nila. Dari 10 kg ini dapat dihasilkan 6-7 kg dendeng.

7. Prakiraan Waktu dan Siklus Produksi
Proses produksi dilakukan setiap 3 hari sekali jadi dalam 1 bulan dilakukan sebanyak 10 kali produksi.
Berikut adalah siklus produksi yang kami lakukan:




8. Tenaga Teknis/Produksi
Dalam proses produksi dendeng ikan nila tidak membutuhkan keahlian khusus. Tenaga teknis atau produksi utama yang paling dibutuhkan paling tidak harus memiliki keahlian dasar memasak dan meracik bumbu. Tenaga kerja berasal dari masyarakat lokal yaitu ibu-ibu pengajian Majelis Taklim AL-Barokah di Desa Ciampea Udik. Hal ini merupakan salah satu usaha untuk memberdayakan masyarakat sekitar.

9. Perumusan Standar Mutu Input dan Mutu Output
Mutu dapat diartikan sebagai pemenuhan spesifikasi yang diperlukan atau diminta. Perumusan standar mutu input dan output dimaksudkan agar produk dapat memenuhi keinginan pelanggan. Adapun perumusan standar mutu produk dendeng ikan nila antara lain :
 Standar Mutu Input :
- Ikan nila segar yang langsung berasal dari petani ikan di Ciampea Udik.
- Bebas dari penyakit.
- Tidak berbau lumpur.
 Standar Mutu Output :
- Departemen Kesehatan
- Label halal dari MUI

10. Perumusan SOP dan Fungsi Kontrol Operasi
Standard Operating Procedure (SOP) adalah satu set instruksi tertulis yang mendokumentasikan kegiatan atau proses rutin dalanm suatu organisasi (EPA, 2001). SOP mendeskripsikan pertimbangan yang saling berhubungan seperti keselamatan kerja, penggunaan bahan baku, pengoperasian mesin, hak dan tanggung jawab personil, koordinasi dengan departemen lainnya, persyaratan laporan, dan sebagainya. SOP dalam produksi dendeng ikan nila ditentukan oleh pemilik usaha, antara lain:
1. Tentukan metode dan cara pembuatan serta alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan dendeng ikan nila.
2. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan dendeng ikan nila. Pastikan semua alat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan standar mutu.
3. Lakukan proses produksi sesuai dengan metode produksi yang telah dirancang.

Usaha dendeng ikan yang dilakukan masih dalam skala kecil sehingga fungsi kontrol operasi dilakukan oleh pemilik usaha. Kontrol dilakukan agar proses produksi yang dilakukan sesuai dengan SOP yang telah ditentukan. Kontrol operasi yang dilakukan diantaranya kontrol operasi terhadap pasokan bahan baku, proses produksi, tenaga kerja, alat yang digunakan, dan output yang dihasilkan.













PENUTUP

Kesimpulan

Perencanaan produksi (production planning) adalah salah satu dari berbagai macam bentuk perencanaan yaitu suatu kegiatan pendahuluan atas proses produksi yang akan dilaksanakan dalam usaha mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Pada usaha dendeng ikan nila ini tahap perencanaan produksi meliputi jumlah produk yang akan di produksi, teknologi yang digunakan dalam proses produksi, ketersediaan bahan baku yaitu ikan nila, perencanaan lokasi produksi dan tataletak produksi produk, proses produksi dendeng ikan nila yang baik dan higienis, kapasitas dalam satu kali produksi disini yaitu 10kg per satu kali produksi, perkiraan waktu, teknis produksi, standar mutu yang baik serta perumusan SOP dan fungsi kontrol operasi. Semua tahap perencanaan produksi ini diterapkan secara baik dan benar dalam produksi dendeng ikan nila ini.

Saran
Saran yang kami berikan dari perencanaan produksi ini yaitu, perencanaan ini harus berjalan dengan koordinansi yang baik untuk menghasilkan produksi yang sesuai dengan perencanaan. Produksi ini juga harus memperhatikan kehigienisan serta mutu yang baik karena ini merupakan produk konsumsi yang baru di daerah Bogor agar konsumen menyukainya.

Daftar Pustaka

Achun. 2008. Perencanaan Produksi. http://zulidamel.wordpress.com/2008/01/14/perencanaan-produksi/ [diakses tangal 11 Oktober 2010]
Tim Penulis. 2006. Landasan Teori Standart Operating. http://digilib.petra.ac.id/viewer.php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qual=high&fname=/jiunkpe/s1/tmi/2006/jiunkpe-ns-s1-2006-25401174-8698-standart_operating-chapter2.pdf [diakses tanggal 11 Oktober 2010]

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger